SOLUSI PENANGANAN SAMPAH DI DENPASAR
DAN HUBUNGANNYA TERHADAP PARIWISATA
Untuk menjawab
pertanyaan pertama, hal apakah yang dapat kita lakukan secara realistis untuk
membantu menangani masalah sampah di Kota Denpasar? Hal yang realistis
tentunnya merupakan hal sederhana dan harusnya bisa dilakukan oleh semua orang.
Menurut saya, untuk menangani masalah sampah yang terus bertambah itu bisa
dilakukan dengan 3R. Iya, 3R (Reduce,
Reuse, Recycle). Dasar pengelolaan dan penanganan masalah sampah dimulai
dengan 3 kata ini. Ini adalah hal yang
tentunta sangat realistis dan seharusnya mampu dilakukan oleh setiap orang,
akan tetapi itu kembali lagi kepada pendapat dan pribadi masing-masing individu
kita dan juga masyarakat kota apakah mereka peduli dengan sampah dan lingkungan
sekitarnya atau tidak.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R ini
bertujuan untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya, mengurangi pencemaran
lingkungan, memberikan manfaat kepada masyarakat, serta dapat mengubah perilaku
masyarakat terhadap sampah. Konsep 3R ini sebenarnya sangat sederhana dan mudah
dilaksanakan, tetapi sulit implementasinya. Jika setiap individu memiliki rasa
peduli yang sama, masalah sampah pasti sejak dulu sudah tertangani. Mari kita
bedah satu per satu dari 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) tersebut:
a.
Reduce
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Sampah yang sangat perlu dikurangi adalah sampah non-organik, teritama plastik
yang cenderung tidak baik jika akan digunakan kembali dan juga sulit terurai
oleh alam. Salah satu tindakan reduce adalah dengan mengurangi penggunaan tas
plastik atau sering disebut dengan ‘tas kresek’ seperti jika kita berbelanja di
sebuah toko, sebaiknya kita memilih untuk menggunakan tas kertas atau tas kain
yg notabene nya bisa digunakan kembali dan juga tidak bersifat merusak seperti
plastik. Dengan hal-hal kecil lainnya seperti kita ke toko hanya untuk membeli
beberapa barang kecil dan sebenarnya tidak membutuhkan plastik, janganlah
meminta plastik.
Cukuplah
makanan dan minuman instan di toko dan supermarket saja yang dibungkus plastik,
jangan sampai ‘mereka’ terbungkus oleh plastik lagi untuk kedua kalinya.
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
§ Pilih produk
dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
§ Hindari
memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
§ Gunakan
produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi
ulang kembali).
§ Maksimumkan penggunaan
alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
§ Kurangi
penggunaan bahan sekali pakai.
§ Gunakan
kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
§ Hindari
membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
b.
Reuse
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat
digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. lagi-lagi hal yang
bisa kita lakukan dengan reuse ini adalah aplikasinya terhadap sampah non
organik seperti kaleng, kaca, seng, keramik, plastik, dan lain-lain yang sulit
terurai di alam. Salah satu contoh, apabila dengan
terpaksa kita harus menggunakan plastik pada saat tertentu, selagi plastik itu
tidak robek dan masih bisa digunakan,
makan jangan langsung membuang plastik yang masih bagus, selagi masih bisa
digunakan, maka gunakanlah, sehingga kita tidak perlu meminta plastik baru
lagi.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
§ Pilihlah
wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau
berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan
tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
§ Gunakan
kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi
lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak
goreng.
§ Gunakan
alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
§ Gunakan sisi
kertas yang masih kosong untuk menulis.
§ Gunakan
email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
§ Jual atau
berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
c.
Recycle
Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi
barang atau produk baru yang bermanfaat. Terdapat banyak barang disekitar kita
yang seringkali sebenarnya masih bisa kita manfaatkan, akan tetapi dibuang
begitu saja oleh orang lain. Sikap yang menganggap sebuah barang mudah untuk
menjadi sampah tersebutlah yang menyababkan sampah terus menumpuk dan bertambah
banyak. Dalam beberapa keadaan, perilaku mendaur ulang dapat memberikan
keuntungan bagi masyarakat. Misalnya dalam sebuah kelompok ibu-ibu PKK disebuah
desa yang secara rutin melaksanakan perkumpulan untuk membuat kerajinan berupa
tas, dompet ataupun souvenir lainnya yang berbahan dasar sampah plastik, yang
mana hasil kerajinan tersebut dapat mereka jual untuk menjadi pemasukan kepada
kelompok PKK tersebut. Dengan melakukan hal tersebut, mereka juga sekaligus
mengurangi sampah dengan melakukan daur ulang.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
§ Pilih produk
dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
§ Olah sampah
kertas menjadi kertas atau karton kembali.
§ Lakukan
pengolahan sampah organic menjadi kompos.
§ Lakukan
pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
Selain
melakukan langkah 3R, kebiasaan untuk memisahkan sampah menurut jenisnya juga
dapat membantu proses pengolahan sampah. Setiap individu masyarakat harus tau
memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. sampah organik
termasuk sampah makanan basah yang bisa berasal dari rumah tangga, restoran,
maupun sektor lainnya dan juga termasuk sampah halaman. Sampah organik ini
dapat dimanfaatkan untuk menjadi kompos dan bahkan dapat diubah menjadi bahan
bakar jika diolah sesuai dengan prosedurnya. Untuk sampah non organik sebaiknya
dipisahkan juga berdasarkan jenisnya mulai dari yang paling mungkin untuk di
daur ulang mulai dari logam, kaca,
kaleng, kain, kardus dan plastik. Barang-barang yang masih mungkin untuk
didaur ulang dipisahkan dengan yang sudah hancur dan tidak bisa didaur ulang.
Selanjutnya sampah yang tidak bisa di daur ulang tersebut dapat dibawa menuju
ke TPA untuk diproses lebih lanjut sesuai prosedur pada TPA tersebut, seperti
misalnya dibakar pada mesin ataupun dihancurkan lagi oleh mesin hingga menjadi
potongan-potongan yang sangat kecil hingga bisa terurai bersama tanah dan alam.
Di daerah
kota Denpasar sendiri, beberapa waktu yang lalu Pemerintah Kota Denpasar telah
mengeluarkan Peraturan Walikota Denpasar No. 36 Tahun 2018 Tentang Pengurangan
Penggunaan Kantong Plastik yang akan mulai diterapkan pada 1 Januari 2019, yang
mana di dalamnya pun berisi larangan kepada supermarket dan pusat perbelanjaan
untuk menyediakan kantong plastik. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan agar
membawa wadah atau tas sendiri jika ingin berbelanja. Peraturan ini tentunya
bertujuan untuk mengurangi perilaku konsumtif masyarakat dengan kantong plastik
yang memberi dampak buruk bagi lingkungan.
Untuk pertanyaan
kedua yaitu apa yang harus kita lakukan dengan sampah agar Pariwisata tidak
terganggu dan mungkin bisa dapat meningkatkan pariwisata Bali khususnya. Apa
yang harus dilakukan dengan sampah tentu saja harus mengurangi dan mengolahnya.
Langkah dan cara mengurangi sampah di tingkat masyarakat telah saya sebutkan
diatas. Akan tetapi untuk sektor-sektor yang berada dalam lingkup pariwisata
yang juga menghasilakn sampah dan limbah, hal yang perlu dilakukan adalah
pengolahan.
Pengolahan limbah
cair dari sektor pariwisata misalnya perhotelan, limbah cair tersebut perlu
melewait sebuah proses yang disebut dengan Proses Biofilter
“Anaerob-Aerob”. Proses tersebut bertujuan untuk mengurangi kotoran, kandungan
kimia, mikroba berbahaya dan zat lain dalam air limbah sebelum dibuang kembali
ke lingkungan. Dengan melalui proses proses tersebut diharapkan pencemaran air
di sekitar hotel dapat dihindari.
Pengolahan limbah
padat dapat dilakukan dengan beberapa cara:
·
Penimbunan terbuka
Solusi atau pengolahan pertama yang
bisa dilakukan pada limbah padat adalah penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi
menjadi organik dan juga anorganik. Limbah padat organik akan lebih baik
ditimbun, karena akan diuraikan oleh organisme- organisme pengurai sehingga
akan membuat tanah menjadi lebih subur. Untuk sampah anrganik sebaiknya bisa
dipilah sejak awal oleh masyarakat agar bisa di daur ulang dan tidak ikut
menumpuk di tempat penimbunan sampah, karena pada dasarnya tempat penimbunn
sampah terbuka ini bagus diterapkan untuk sampah organik yang bisa terurai,
bukan untuk sampah anorganik. Sebab sampah anorganik adalah di daur ulang,
tidak bisa terurai dengan sendirinya.
- Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang
yang sudah dilapisi tanah
liat dan juga plastik untuk mencegah
pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik.
- Insenerasi
Hasil panas digunakan untuk listrik atau pemanas
ruangan. Sasaran dari sebuah insinerator adalah bagaimana mengurangi volume
limbah dengan gas yang terbuang dan residu yang tak berbahaya. Suatu
insinerator yang baik akan dapat mengurangi volume limbah sampai 80-95 %,
sedang pengurangan berat dapat mencapai 70-80 %, yang semuanya tergantung pada
kualitas dan tipe tungku yang digunakan. Untuk itu dibutuhkan suatu pembakaran
yang sempurna.
Guna menjamin pembakaran sempurna perlu diperhatikan
tiga hal yaitu waktu kontak, kehomogenan dan temperatur. Komponen-komponen ini
saling bergantung, tetapi masing- m asing dapat dipertimbangkan secara
individual guna mengevaluasi pengaruhnya terhadap pembakaran.
Sebuah insinerator biasanya terdiri dari elemen-elemen
dasar, seperti:
-
ruang pembakaran (tungku) dan suplai
udara
-
sistem cerobong gas
-
sistem pembuangan abu
-
pengontrol pencemaran udara
-
sistem penangkap panas yang
dihasilkan (recovery)
- Membuat
kompos padat
Seperti halnya penimbunan, seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwasannya limbah padat yang bersifat organik akan lebih
bermanfaat apabila dibuat menjadi kompos. Pengomposan
merupakan salah satu teknik pengolahan limbah yang biodegradabel (dapat diuraikan
oleh mikroorganisme). Fungsi kompos adalah selain sebagai pupuk organik, akan
berfungsi pula untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah
untuk menyerap dan menahan air serta zat hara yang lain.
- Daur
ulang
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah-
pilah kembali. Limbah padat yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang
menjadi barang yang baru atau dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai
jual tinggi. Sebagai contoh adalah kerajinan dari barang- barang bekas.
Dengan berbagai
proses pengolahan dan pengelolaan sampah dan limbah diatas, diharapkan dapat
mengurangi sampah di Bali. Selanjutnya yang terakhir, apa yang dapat dilakukan
dengan sampah agar dapat menjadi salah satu penunjang pariwisata di Bali.
Menurut saya, salah satunya adalah dengan membuat kerajinan dari sampah.
Seperti yang telah dilakukan di daerah daerah lain yaitu dengan membuat
kerajinan berupa tas, dompet, sendal, bahkan pakaian yang diikutkan dalan ajang
fashion show dapat menarik dan
menunjuang sektor pariwisata. Hal tersebut dapat menjadi sebuah ciri khas suatu
daerah. Seperti halnya daerah Karangasem di Bali yang kini dikenal sebagai
salah satu produsen tas rotan yang saat ini sedang banyak diminati oleh
wisatawan dalam maupun laur negeri. Dengan memanfaatkan sampah dan juga
memadupadankan kemampuan dalam berkreasi serta berniaga, dari selebar sampah
bisa menjadi hal yang tak terduga dan bermanfaat bagi diri kita, masyarakat
bahkan pulau Bali.
Disamping berfokus
pada masalah sampah, hal lain yang selalu berkaitan dengan sampah adalah global warming. Sampah dapat menjadi
salah satu penyebab global warming,
oleh karena itu, tindakan lain yang dapat kita lakukan untuk mencegah global warming adalah dengan pembangunan
Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka Hijau dianggap mampu dan berperan
dalam menjaga kelestarian lingkungan serta mengurangi efek global warming. Ruang Terbuka Hijau jika dibuat sedemikian rupa
dengan design yang memadai dan menarik perhatian, dapat menjadi salah satu
pusat wisata yang dapat memberi suasana sejuk, terutama di dalam Kota, dapat
mengurangi polutan dalam kota serta meningkatkan produksi Oksigen pada siang
hari.
Post a Comment