Daging merah merupakan salah satu hidangan yang menggugah selera. Namun, dalam mengonsumsinya perlu berhati-hati, terutama bagi kaum perempuan karena berdampak pada kesehatan. Sebaiknya, batasi konsumsi daging merah, terutama daging yang mengandung lemak tinggi serta produk olahan seperti sosis, bakso, abon, nugget, kornet, dendeng, dan daging asap. American Heart Association menyarankan membatasi konsumsi protein hewani hingga maksimum 170 gram sehari. Kemudian, pilihlah ikan, ayam atau protein nabati daripada daging merah.
Berikut beberapa risiko yang bisa didapatkan bila Anda banyak mengonsumsi daging merah:
Mempersingkat usia
Menurut penelitian oleh Havard University, makan daging merah berisiko tinggi pada masa hidup yang lebih pendek, Sementara itu, makanan sumber protein yang lebih sehat seperti ikan, unggas, biji-bijian, dan kacang-kacangan telah dikaitkan dengan risiko kematian yang rendah. Penelitian menemukan bahwa seseorang berisiko mengalami kematian pada usia dini yang disebabkan oleh penyakit jantung, kanker, atau penyebab lainnya karena berlebihan konsumsi daging merah. Makan terlalu banyak daging merah yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol, telah lama diklaim sebagai makanan tidak sehat dan memengaruhi kesehatan jantung.
Risiko Alzheimer
Menurut para peneliti dari Semel Institute for Neuroscience dan Human Behavior di UCLA, daging merah merupakan makanan yang tinggi zat besi dan bila dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer.
Risiko endometriosis
Penelitian menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi dua porsi atau lebih daging merah selama seminggu dapat meningkatkan risiko endometriosis pada perempuan sebesar 56 persen. Endometriosis adalah gangguan pada sistem reproduksi perempuan ketika jaringan dari lapisan dalam dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Risiko semakin meningkat pada perempuan yang terlalu sering mengonsumsi daging merah.
Kanker payudara
Perempuan yang banyak makan daging merah sejak remaja atau awal masa dewasa memiliki peningkatan risiko terkena kanker payudara. Adanya peningkatan konsumsi daging satu porsi dalam sehari selama remaja dikaitkan dengan 22% risiko lebih tinggi dari kanker payudara premenopause dan setiap kenaikan porsi per hari selama masa dewasa awal dikaitkan dengan risiko 13% lebih tinggi pada kanker payudara secara keseluruhan. Sedangkan perempuan yang lebih banyak makan daging unggas selama periode yang sama memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara. Studi lain juga menyatakan hal serupa, terutama bila mengonsumsi daging olahan yang mengandung nitrat untuk meningkatkan rasa dan warna. Daging olahan dibuat dengan cara diasap, menggunakan pengawet, atau pengasinan dengan pengawet kimia atau dengan menggunakan proses lain untuk meningkatkan rasa. World Health Organization sudah memperingatkan bahwa mengonsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker kolorektal. Namun, daging merah bukan satu-satunya faktor risiko untuk kanker payudara. Penelitian yang dilakukan Havard University ini bersifat observasional. Jadi, tidak dikatakan bahwa makan daging merah adalah satu-satunya alasan para perempuan terkena kanker.
Kenaikan berat badan
Meski kaya protein, daging merah yang tinggi lemak sering dikaitkan dengan penambahan berat badan, terutama bila Anda mengonsumsi secara berlebihan. Zat besi dalam daging ketika dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan dan penyakit. Para peneliti Wake Forest Baptist Medical Centre mengatakan bahwa mengonsumsi terlalu banyak zat besi menekan leptin, hormon penekan nafsu makan. Ketika kadar leptin rendah, nafsu makan bisa meningkat dan menyebabkan Anda makan berlebihan.
Masalah kesehatan lain
Selain risiko kesehatan di atas, makan daging merah yang berlebihan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung, kadar kolesterol tinggi, masalah pencernaan, strok, dan diabetes tipe 2.
13 Manfaat Tidak Makan Daging Merah
Bagi Kesehatan
Bagi
masyarakat Indonesia, daging adalah jenis lauk yang masuk dalam kategori mewah.
Golongan ekonomi menengah cukup jarang mengonsumsi lauk ini kecuali dalam
momen-momen tertentu semisal perayaan atau ritual adat lainnya. Sementara itu,
golongan menengah ke atas cenderung lebih sering mengonsumsi daging baik dalam
bentuk masakan dapur, masakan restoran atau produk olahan lainnya.
Secara umum
ada dua kategori daging yang umm dikonsumsi masyarakat, yang pertama adalah
daging merah dan yang kedua adalah daging putih. Kategorisasi ini dibuat
berdasarkan warna daging sebelum dimasak. Daging merah terdiri dari daging
sapi, kambing, kerbau, babi dan domba. Sementara itu daging putih terdiri dari
daging ayam, bebek, mentok, turkey dan binatang unggas lain. Di antara
keduanya, daging merah umumnya dipandang lebih berbahaya bagi kesehatan meski
ia juga memiliki kandungan protein, sumber zat besi dan berbagai vitamin yang
dibutuhkan tubuh.
Berbagai
penelitian yang dilakukan mengenai bahaya mengonsumsi daging merah—secara
berlebihan—semakin menguatkan asumsi tersebut sehingga berbagai rekomendasi
untuk mengurangi konsumsi daging merah bahkan menghentikannya sama sekali
bermunculan. Program-program dietpun turut mempromosikan temuan ini dan jumlah
vegetarian semakin bertambah dari hari ke hari. Keadaan yang demikian menjadi
wajar dan masuk akal mengingat ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan
mengurangi konsumsi atau menghentikan kegemaran dan atau kebiasaan konsumsi daging
merah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut;
1.
Menurunkan Tekanan Darah
Kandungan
lemak jenuh dalam daging dapat meningkatkan tekanan darah sehingga rentan
menyebabkan hipertensi. Karena itu, mengurangi atau menghentikan konsumsi daging
dapat menjaga tekanan darah tetap normal.
2.
Memperkecil Resiko Diabetes
Temuan bahwa konsumsi daging merah dapat meningkatkan resiko diabetes didapat melalui beberapa penelitian yang absah secara akademik. Namun demikian, belum dipastikan bagaimana konsumsi daging merah dapat menyebabkan diabetes. Berbagai penelitian tersebut menunjukkan bahwa para vegetarian memiliki kadar gula darah dan trigliserida yang lebih rendah. Sebaliknya, ditemukan beberapa kasus diabetes pada sampel yang menambah konsumsi daging merah.
3.
Memperkecil Resiko Kanker
Lembaga
Penyandang Dana Kanker Dunia pada 2007 lalu secara resmi mengumumkan bahwa
daging merah adalah penyebab kanker usus besar. Asam amino dalam daging merah
diketahui berperan signifikan dalam menyebabkan beberapa jenis kanker tertentu.
Ini tentu berseberangan dengan golongan vegetarian yang rajin mengonsumsi sayur
dan buah. Kandungan antioksidan dalam sayur dan buah dapat menangkal radikal
bebas yang merupakan salah satu penyebab kanker.
4.
Memperkecil Resiko Gangguan Jantung
Daging merah
memiliki senyawa karnitin yang jika dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh akan
secara otomatis dihancurkan oleh bakteri dalam sistem pencernaan. Penghancuran
tersebut akan mengakibatkan meningkatnya kolestrol dalam darah. Selain ‘menciptakan’
kolestrol, senyawa karnitin yang telah hancur juga akan berubah menjadi gas
yang melalui proses konversi dalam hati akan memunculkan apa yang disebut TMAO.
TMAO inilah yang kemudian amat ‘berperan’ dalam penumpukan lemak di pembuluh
darah. Dua hal inilah yang dapat meningkatkan resiko gangguan jantung bahkan
stroke sehingga mengurangi atau menghentikan konsumsi daging meah akan
memperkecil resiko gangguan jantung dan stroke.
5.
Menghindarkan Bau Badan Tak Sedap
Sebuah
penelitian melansir bahwa mereka yang jarang atau tidak sama sekali mengonsumsi
daging memiliki bau badan yang jauh lebih sedap dibanding mereka yang rutin
mengonsumsi daging.
6.
Menurunkan Berat Badan
Konsumsi
daging terbukti dapat lebih cepat dan efektif menambah berat badan. Dengan
demikian, selain untuk kesehatan, menghentikan konsumsi daging merah juga akan
mendukung program diet yang Anda jalani.
7.
Memperlancar Pencernaan
Daging
adalah makanan yang miskin serat sehingga jika Anda mengonsumsinya berlebihan
dan tidak ada ‘tempat’ di perut untuk makanan lain yang berserat, kemungkinan
besar Anda akan memiliki masalah pencernaan. Ini tentu berbeda dengan sayuran
dan buah yang kaya serat dan dapat menunjang lancarnya pencernaan sekaligus
proses pembuangan.
8.
Memberikan Energi Tambahan
Mengurangi
atau menghentikan konsumsi daging mentah kemudian menggantinya dengan konsumsi
sayuran dapat memberi Anda energi tambahan. Sayuran dapat membuka pembuluh
darah sehingga oksigen lebih leluasa masuk dan mengalir di seluruh jaringan
tubuh dan memberi Anda tenaga tambahan.
9.
Melawan Penuaan Kulit
Mengganti
porsi konsumsi daging mentah dan menggantinya dengan sayur dan buah dapat
meningkatkan antioksidan dan menetralisir radikal bebas sehingga akan berefek
langsung pada kulit. Ini utamanya berlaku dalam menghindarkan berbagai macam
gangguan kulit karena penuaan semisal kerut-kerut dan keriput.
10.
Memperbaiki Mood
Seperti
point sebelumnya, manfaat ini bisa Anda dapatkan dengan mengurangi atau menghentikan
konsumsi daging dan menggantinya dengan sayuran dan buah. Konsumsi sayuran dan
buah diketahui dapat memperbaiki mood berdasarkan hasil yang dilansir sebuah
penelitian.
11.
Lebih Ekonomis dan Ramah Lingkungan
Seperti yang
di singung sebelumnya, harga daging termasuk tidak terjangkau bagi sebagian
masyarakat sehingga beralih pada sayuran juga bernilai ekonomis. Selain itu,
konsumsi sayuran dan buah juga lebih ramah lingkungan karena keduanya hampir
tidak berperan menambah gas rumah kaca. Ini berbeda dengan industri peternakan
yang dinilai menyumbang sedikitnya seperlima dari keseluruhan gas rumah kaca
dan menghabiskan 30% lahan di seluruh dunia.
Manfaat tidak makan daging merah bagi kesehatan cukup banyak khasiatnya, daging merah diketahui bisa menimbulkan potensi penyakit penyakit mematikan
Post a Comment